ASITA Bali Tunggu Komitmen Satpol PP Tegakkan Aturan Terhadap Toko China

ASITA Bali Tunggu Komitmen Satpol PP Tegakkan Aturan Terhadap Toko China
Sesi foto bersama pihak ASITA Bali dengan Kadis Pariwisata.

DENPASAR - DPD ASITA Bali selenggarakan pertemuan dalam rangka 'sharing' dan diskusi terhadap isu di pangsa pasar Tiongkok, pada Kamis (10/08/2023) Jam 10.00 Wita, di ruang rapat Praja Sabha, Kantor Gubernur Bali.

Kelompok yang hadir saat itu adalah dari Kadis Pariwisata, Ketua GIPI Bali, Ketua ASITA Bali, Pihak Imigrasi, Kasatpol PP Provinsi Bali, Pihak Kepolisian (Dirkrimsus) Polda Bali, HPI, PAWIBA dan lainnya.

Dalam dengar pendapat itu Kepala Dinas Pariwisata Provinsi Bali, Tjok Bagus Pemayun, mengatakan bahwa pentingnya mengawasi tentang pembayaran yang dilakukan oleh toko - toko china tersebut. 

" Penggunaan Alipay dan WeChat pay tidak dibenarkan oleh aturan BI, jadi kita akan tindak bila masih ditemukan hal tersebut di lapangan "

" Saya akan ambil sikap tegas untuk menutup bila terjadi pelanggaran perizinan dan penggunaan alat pembayaran yang tidak dibenarkan oleh aturan, " sebutnya disambut dengan tepuk tangan hadirin.

Ketua PAWIBA, I Nyoman Sudiarta (Nyoman Gading) juga menyebutkan bahwa baru bangkitnya pariwisata Bali, ia menganjurkan bahwa para pengusaha angkutan agar tidak menggunakan bus atau mobil plat luar Bali dan juga juga mengatakan bahwa harga bus juga wajib dibarengi oleh kualitas angkutan.

Ketua Gabungan Industri Pariwisata Indonesia (GIPI) Bali, Ida Bagus Agung Partha Adnyana juga menyampaikan bahwa wajib untuk menghargai budaya lokal Bali. 

" Memberikan kesempatan bagi UMKM Bali untuk ikut berada di toko - toko tersebut "

" Target dari pak Gubernur untuk 4, 5 juta tamu semoga bisa tercapai, saat ini baru 3, 2 juta tamu, tetapi kita harus mengedepankan kualitas tamunya juga, " sebutnya.

Ketua DPD Himpunan Pramuwisata Indonesia (HPI) Bali, I Nyoman Nuarta menyampaikan bahwa Pariwisata ini harus dijaga agar tidak ambruk. 

" Penindakan itu harus dilakukan oleh Satpol PP "

Ia juga menjelaskan adanya sales WNA China yang juga ikut menjajakan dagangannya, karena lebih mengenal kultur. 

" Ada yang jual panci dengan ada lukisan Borobudurnya, jadi pancinya berasal dari mineral yang ada di gunung asal batu Borobudur, itu yang dilakukan mereka. Sama sekali tidak menjual kerajinan Bali, " sergahnya.

Kemudian lanjut membicarakan Intercontinental hotel yang menyebabkan banyak tamu cancel dari Tiongkok. 

" Padahal itu masalah cinta, mohon maaf pihak Kepolisian sangat lambat untuk memberikan klarifikasi terhadap kasus tersebut, " ujarnya lalu dipotong oleh Ketua ASITA dengan mengatakan bahwa dirinya sudah paham maksud dari pernyataan itu. 

Kemudian Kepala Satpol PP Bali Dewa Nyoman Rai Dharmadi melanjutkan, " Apakah toko - toko ini legal atau bagaimana mari kita melakukan pengecekan bersama - sama "

Ia juga menyebutkan bahwa pada saat yang lalu, dirinyalah yang telah menutup toko - toko China tersebut, karena telah menyalahi aturan yang berlaku.

" Kita dulu yang tutup itu, jadi jangan ragukan komitmen kami. Malah ada yang tidak buka lagi karena bangkrut atau bagaimana, " ungkapnya.

Ketua Dewan Pengurus Daerah Association of the Indonesian Tours and Travel Agencies (DPD ASITA) Bali, Putu Winastra, dalam wawancara usai rapat diskusi menyebutkan tujuannya adalah meluruskan dan mencari solusi terkait pemberitaan di media massa tentang Zero Tour fee, monopoli pasar China dan jual beli kepala.

" Banyak hal yang kita dengarkan dengan pengalaman di lapangan oleh kawan - kawan "

Ia berharap juga dalam pertemuan ini nantinya sesuai dengan harapan Gubernur Bali yang mengharapkan wisatawan yang berkualitas dan berkelanjutan. 

Solusi yang didapatkan pada rapat dengar pendapat ini adalah,  

" Kadis Pariwisata akan berjanji menyurati Kominfo terkait dengan pembayaran WeChat Pay dan Alipay, karena ini menjadi 'trigger' dari toko - toko market China ini, " jelasnya. 

Kedua adalah komitmen dari ASITA Bali dan HPI Bali yakni untuk menjaga keamanan dan kenyamanan destinasi Bali ini.

" Anggota ASITA Bali yang bermain di pasar Tiongkok untuk tidak membawa wisatawannya ke toko - toko yang dimaksud "

Apabila ada operator China memaksakan hal tersebut maka anggota ASITA akan menolak dan melaporkannya ke dinas Pariwisata Bali dan bisa dilaporkan kepada Komjen China yang ada di Provinsi Bali.

Menanyakan untuk toko - toko yang masih melanggar, dirinya menyebutkan masih menunggu komitmen dari Satpol PP dalam menindaklanjuti temuan itu di lapangan. (Ray)

satpol pp bali asita pariwisata tiongkok
Ray

Ray

Artikel Sebelumnya

Tolak Munaslub, KPPG Jatim, Bali dan Perempuan...

Artikel Berikutnya

Komitmen Gubernur Wayan Koster Serahkan...

Berita terkait

Rekomendasi berita

Nagari TV, TVnya Nagari!
Mengenal Lebih Dekat Koperasi
Lulus S3 1,5 Tahun: Siapa Bilang Pendidikan Harus Lambat?
Hendri Kampai: Kelulusan Bahlil adalah Inspirasi Suatu Pencapaian
Hendri Kampai: Indonesia Dikuasai Oligarki, Jangan Sampai Rakyat Merasa Dijajah 'Kumpeni' Zaman Now

Tags